Pages

tugas ips/ oleh /pak gunawan/2010-2011

Jumat, 15 Oktober 2010

Tugas ips/oleh/pak gunawan


Faktor-faktor interaksi sosial

1. Imitasi
Imitasi adalah proses social atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan atau gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain.
Contoh :
a. Dalam lingkungan keluarga
Contohnya : cara berbicara, cara berpakaian

b. Dalam lingkungan masyarakat
Contohnya : Gaya rambut dan pakaian. Faktor-faktor yang mempercepat proses imitasi.

a. media audio visual seperti radio, dan televisi serta media cetak (Koran, majalah).

b. Makin kompleksnya masyarakat dan makin tingginya interaksi social.

2. Sugesti

Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan oleh seorang individu kepada individu lainnya, sehingga orang yang diberi sugesti melaksanakan apa yang disugestikannya tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional. Sugesti terbentuk berasal dari orang-orang yang memiliki wibawa, kekuasaan, maupun pengaruh besar, dalam lingkungan social. Misalnya ulama, ketua adapt, cendikiawan, sesepuh kampung, dan sebagainya.

Sugesti akan berlangsung cepat atau lambat dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
a. Usia

b. Kemampuan intelektual

c. Keadaan fisik

d. Kepribadian

Orang untuk tersugesti diantaranya sebagai berikut :

a. Kurang bersikap kritis

b. Berpendidikan rendah

c. Pemberi sugesti mempunyai otoritas. Contohnya nasihat ulama akan lebih didengar dan dipatuhi dari pada nasihat tokoh intelektual.

d. Orang yang dalam keadaan ragu-ragu.


3. Identifikasi


4. Simpati


5. Empati


6. Motivasi

 PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT KAYA DAN MISKIN (Studi Pada Majelis Taklim Silaturahmi di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung) Kelurahan Segalamider mempunyai pola interaksi dan hubungan kemasyarakatan yang beragam. Disana ditemukan adanya kesenjangan interaksi sosial antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin. Hal ini bisa dilihat dari tidak saling mengenalnya antar masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang tidak begitu luas, dikarenakan kelompok masyarakat yang satu mempunyai anggapan bahwa tidak ada kecocokan untuk berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan interaksi sosial antara masyarakat kaya dan miskin, upaya-upaya yang dilakukan oleh Majelis Taklim Silaturahmi (MTS) dalam meningkatkan interaksi sosial antara masyarakat kaya dan miskin, dan hambatan-hambatan yang dihadapi MTS dalam meningkatkan interaksi sosial antara masyarakat kaya dan miskin di lingkungan MTS Kelurahan Segalamider, Kecamatan bandar Lampung. Tanjung Karang Barat, Kota Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus yang dilaksanakan di Kelurahan Segalamider khususnya pada masyarakat lingkungan MTS dengan mengambil empat orang sebagai informan. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Setelah data terkumpul dilakukan analisa data kualitatif melalui tahap-tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian dari keempat informan yang diteliti yaitu informan KH, AI, AR, dan BS menunjukkan bahwa rendahnya interaksi sosial antara masyarakat kaya dan miskin disebabkan oleh faktor agama, faktor sosial, faktor budaya, faktor ekonomi, dan faktor komunikasi. Dikarenakan faktor-faktor tersebut maka penafsiran makna dan tingkah laku cenderung menyimpang atau bertentangan, yang kemudian menghasilkan pertikaian antar kelompok masyarakat. Dalam meningkatkan interaksi sosial MTS melakukan berbagai macam upaya, )yakni (1 meningkatkan pengetahuan agama masyarakat dan menghilangkan anggapan yang menyebabkan kesenjangan, (2) menciptakan suasana yang dapat mengacu pada proses akomodasi (penyelesaian daripada suatu masalah), dan (3) menciptakan suatu pola interaksi sosial yang baru, yaitu, masyarakat mulai membiasakan menyelesaikan semua urusan ataupun masalah dengan cara musyawarah yang selama ini sangat jarang sekali mereka lakukan, misalkan ada dua orang warga yang berkelahi dikarenakan kesalahpahaman, penyelesaian daripada konflik yang terjadi ialah dengan cara musyawarah. Dengan demikian diharapkan tercipta suasana yang lebih baik di kalangan masyarakat, yakni yang mulanya berbentuk pertentangan dapat berakhir dengan kerja sama. Bentuk hambatan yang dihadapi MTS dalam meningkatkan interaksi sosial ialah (1) respon warga terhadap kegiatan yang diadakan, (2) pengaruh dana terhadap kegian, (3) pengaruh tingkat pendidiktaan pengurus dan anggota MTS terhadap peningkatan interaksi sosial, dan (4) minimnya materi mengenai ukhuwah Islamiyah dan keterbatasan waktu dari pengurus MTS. Kata kunci: interaksi sosial, masyarakat kaya dan miskin.
READ MORE - tugas ips/ oleh /pak gunawan/2010-2011

 
 
 

Flag Counter

free counters

Pengikut